** Originally posted on January 30, 2015
Sudah berkali-kali sahabat gue, si Septi promosi segala macam makanan enak di daerah Bintaro dan sekitarnya. Cuma berhubung Bintaro itu jauh dari tempat tinggal gue dan akses jalanannya banyak yang macet pula, jadilah gue selalu menunda untuk #VisitBintaro. Sampai akhirnya tersadar, bahwa daerah itu bisa dijangkau dengan commuter line dan bebas macet pun.
Gue naik commuter line dari Stasiun Palmerah dan turun di Stasiun Jurangmangu. Tiketnya hanya Rp 2.500,- dan bisa dibeli di loket atau bayar pakai e-money card dari beberapa bank. Lama perjalanannya hanya sekitar lima belas menit. Dari stasiun, gue naik angkot menuju Pasar Modern Bintaro. Di sanalah petualangan nggragas akan dimulai.
Bacang, Siomay, dan Risoles
Soes dan Bika Ambon
Pertama makan di Pastelia, yang ada di bagian pintu utama depan Pasar Modern Bintaro. Di sini makan siomaynya yang terkenal enak banget itu. Terasa sekali ikan tenggirinya tapi nggak amis, makin enak kalau dicocol ke saus kacangnya yang pedas. Selain itu gue juga makan bacang daging dengan ukuran yang cukup besar dan risoles (ada isi chicken teriyaki, black pepper, chicken cordon bleu). Banyak banget pilihan kue, makanan ringan, sampai minuman yang bisa dinikmati di Pastelia. Yang paling gue rekomendasikan adalah siomaynya. Kalau ke sini harus sabar untuk antri, berhubung pengunjungnya selalu penuh. Bisa beli untuk dibungkus atau langsung makan di tempat. Kisaran harga makanan dan minumannya mulai dari Rp 3.000,- sampai Rp 20.000,-.
Bihun Spesial Pangsit Rebus dan Bakso
Nasi Tim Ayam Bakso
Bakmi Spesial Pangsit Rebus
Setelah itu, makan di Bakmi The Belia. Letaknya ada di lorong terakhir dekat pintu belakang Pasar Modern Bintaro. Ke sini atas rekomendasi dari Smita, katanya masakan mereka nggak pakai MSG. Ada berbagai jenis olahan mie dan bihun rebus, ada menu nasi juga. Gue suka banget sama kuahnya. Gurih dari kaldu sapinya terasa nikmat. Untuk mienya mereka pakai jenis yang tebal, bisa minta untuk dimasak matang atau setengah matang. Pangsit rebusnya juga enak. Ketebalan kulitnya pas dan isinya banyak. Porsinya cukup besar. Harga per porsi mulai dari Rp 15.000,-.
Berbagai Lauk di Pecel Pincuk Ibu Ida
Pecel (Rp 10.000,-), Sate Telur Puyuh (Rp 3.500,-), Sate Babat (Rp 9.000,-), Peyek (Rp 3.500,-)
Next adalah Pecel Pincuk Bu Ida. Sama seperti yang di Cibubur, tempatnya penuh dan mesti sabar antri. Yang paling gue suka setiap makan di sini adalah pilihan sayurnya selalu lengkap. Sepiring sayuran disiram dengan bumbu pecel dan taburan peyek. Bisa juga dilengkapi lauk tambahan lainnya. Rasa kenikir dan kemangi ketika berpadu dengan bumbu kacangnya bikin ketagihan. Aroma kencur di bumbu pecelnya tercium wangi dan rasa semua bumbunya menyatu dengan baik. Jangan lupa juga cobain tempe kemul hangat yang bentuknya mirip tempe mendoan.
Caffè Latte
Kalau ada yang mau ngopi, bisa mampir ke Rumah Kopi. Sebenarnya ada beberapa kedai kopi mungil di dalam pasar, tapi gue hanya sempat coba yang ini.. Kedainya biasa aja, cuma ada beberapa tempat duduk di bagian bar. Pilihan biji kopinya cukup lengkap dan ada makanan ringan juga. Harga kopi per gelasnya cukup murah, di bawah Rp 20.000,- kecuali untuk kopi luwak. Jangan samakan ini dengan coffee shop fancy ya. Semuanya disajikan secara sederhana dan simple, nggak ada tuh yang namanya hiasan latte art. Caffe Latte yang gue pesan cukup kuat keasaman dari biji kopinya, sayangnya foamnya masih kurang halus teksturnya. Walau begitu, pemilik sekaligus baristanya tetap serius dalam membuat setiap pesanan. Sesekali dia bertukar cerita tentang pengetahuannya tentang biji kopi. Boleh dicoba kalau mau #ngopidipasar.
Panada (Rp 5.000,-)
Ditutup dengan kunjungan ke Warung Olga yang menjual masakan khas Manado. Gue beli panadanya atas rekomendasi dari beberapa orang. Buat yang belum tahu, ada dua jenis panada yaitu panada reis (mengembang, isi ikan cakalang fufu) dan panada tore (tipis, isi sayuran dan daging sapi). Yang mereka jual adalah panada reis. Rotinya tebal banget dan empuk, isi daging ikannya padat, dan cukup pedas. Selain pedas, rasa bawang dan serainya juga cukup menonjol. Seorang nggak cukup kalau cuma makan satu potong!
Puas jelajah di Pasar Modern Bintaro, kalau masih lapar dan pengen makan lagi, bisa nyebrang ke arahBintaro Entertainment Center (BEC). Gue mampir ke sini karena pengen nyoba Signora Pasta yang konon terkenal enak akan masakan Italia dan harganya juga terjangkau. Terletak di lantai dasar BEC, lokasinya mudah ditemukan karena dekat dengan pintu masuk. In my opinion, this is one of the best Italian Restaurant in Jakarta!
Scallopin All’aceto Balsamico (Rp 43.500,-)
Fillet of beef, served with mushroom in balsamic vinegar. Dagingnya disajikan dalam bentuk lembaran tipis . Empuk dan juicy, ada sensasi “nyesss” pas ngunyah dagingnya. Jamurnya juga super lembut dan jadi pelengkap yang sesuai. Ada sedikit rasa asam dari balsamic vinegarnya tapi itu justru memperkaya rasa di lidah.
Pizza Al Tonno (Rp 65.500,-)
With tomato sauce, tuna, onion, mozarella cheese as the topping. Pizzanya tipis, renyah di bagian pinggir, dan moist empuk banget di bagian tengah. Sensasi rasa tuna dan mozarella cheesenya ngeblend dengan sempurna. Enak banget!
Penne Al Salmone (Rp 37.000,-)
It’s a pasta penne with smoked salmon in white cream. Pastanya cukup tebal namun dilengkapi dengan sempurna oleh white creamnya dan rasa salmon yang menonjol. Saking enaknya, white cream pun disendok bersih dari piring sampai licin.
Jadi buat yang iseng mau cari jajanan di seputar Bintaro, boleh coba tempat-tempat di atas tadi. Mungkin kalian akan ketagihan kayak gue, yang setelahnya mengunjungi Bintaro selama 3 weekend berurutan demi jajan enak.
(Visited 1,650 times, 1 visits today)