** Originally posted on January 28, 2014
Halo hula hai spadaaaaa….
Edan siah, udah cukup lama ya nggak update blog. Selain seringnya update di Path atau Instagram, khusus untuk Januari ini perhatian gue tersita sama banjir. Jadi gini, rumah gue itu terletak di satu wilayah di Jakarta Pusat. Yang mana letaknya cukup rendah kalau dibanding jalan utama di Jakarta dan nggak jauh dari Kali Krukut. Biasanyaaaa, rumah gue terkena bankir hanya dalam siklus 5-6 tahun sekali. Ya tapi namanya sekarang alam udah berubah, manusia juga belum semua yang peduli lingkungan, tata kota belum cukup baik, dan berbagai penyebab lainnya jadi tentu saja kita harus lebih waspada sama yang namanya banjir setiap musim hujan. Daerah yang dulu bebas banjir aja, sekarang banyak yang terkena musibah ini juga khan.
Pas Jakarta dilanda banjir besar tahun 2013, wilayah tempat tinggal gue kena juga. Ketinggiannya sepaha di dalam rumah dan sepinggang di halaman. Gue masih ingat, air banjir mulai masuk sekitar jam 7 pagi. Kondisi saat itu, gue udah yakin nggak akan masuk kantor karena takut ada apa-apa dan Eyangti masih tidur karena sakit. Melihat ujan gede yang nggak berhenti dan ketinggian air Kali Krukut mulai berbahaya, maka gue langsung minta bantuan sepupu di depan rumah untuk angkat barang. Serba ngebut dan atur posisi barang sebisanya. Kalau diingat lagi mah, gue juga heran kok bisa angkat barang berat dalam sekejap. Tapi berhubung cuma berdua dan arus air cukup deras, maka nggak lama kemudian pun air masuk ke dalam rumah.
Begitu masuk rumah, prioritas gue berubah…bagaimana pun juga harus segera evakuasi Eyangti. Beliau gue bangunkan dan langsung disiapin tempat duduk aman di lokasi tertinggi sementara menunggu bantuan datang. Di saat yang sama, dua orang sepupu lain datang juga untuk menyelesaikan atur barang-barang penting supaya aman. Sekitar 45 menit kemudian, Om gue baru datang untuk evakuasi Eyangti (cukup lama karena semua akses tertutup banjir dan giliran ada jalan yang aman, macetnya luar biasa). Beliau pun digendong ramai-ramai melewati banjir, sementara gue tetap tinggal di rumah untuk atur barang. Sekitar 1 jam kemudian, hampir seluruh penghuni kompleks keluarga mengungsi sementara di satu hotel dekat rumah. Kita cuma bawa barang seadanya dan yang penting-penting aja.
Besoknya setelah banjir surut, gue cek kondisi rumah yang ternyata cukup kacau balau. Berhubung arus air cukup deras maka beberapa tumpukan barang jatuh dan terkena lumpur sisa banjir. Yah cuma bisa pasrah aja deh, nama pun musibah khan. Akibat banjir tahun lalu itu, kita semua ngungsi hampir 1 bulan sementara menunggu rumah bisa ditempati lagi. Kenapa selama itu?
- Rumah dan halaman harus dibersihin secara total.
- Harus nunggu udara di dalam rumah segar dulu dan tidak lembap supaya nggak kena paru-paru basah.
Gue bersyukur banget dapat banyak bantuan waktu musibah banjir tahun lalu. Selain dari keluarga, ada juga dari anak-anak Nyinyirs dan beberapa OB kantor Om gue.
Eniweeeiii, tahun ini sebenarnya gue cukup optimis kalau nggak akan banjir lagi. Soalnya khan katanya sungai-sungai di Jakarta sudah dikeruk, saluran-saluran air juga sudah banyak yang diperbaiki dan beberapa waduk sudah dikembalikan fungsinya. Pokoknya ya semua udah jauh lebih baiklah di pemerintahan Jokowi-Ahok ini. Tapi yang namanya musibah ya, mau kita berdoa dan berharap apa pun kalau memang sudah digariskan musibah ya terjadilah. Nggak mau nyalahin siapa-siapa, karena ya namanya musibah dan kekuatan alam yang cukup besar. Untungnyaaaa, ketinggian banjir tahun ini tidak separah tahun lalu. Berhubung gue dapat banyak bantuan dari keluarga yang ikut angkutin barang, maka susunan barang kita kuat dan aman. Alhamdulillah juga banyak yang membantu jadi dalam 3 hari rumahnya udah bersih, cuma memang belum bisa ditempati karena ada beberapa barang yang harus dipelitur dan udaranya masih sangat lembap.
Nah berbekal sekian kali ketemuan sama banjir (yaelah, ketemuan sama calon pacar kek gitu), gue jadi cukup lihai dalam menghadapinya. Berikut ini tips penting dari gue.
Angkat dan atur susunan barang serta proses evakuasi:
- Segera matikan aliran listrik di rumah/cabut semua peralatan listrik dan juga tabung gas dari kompornya. Kadang, PLN kalah cepat dengan arus air, sehingga aliran listrik dari pusat masih suka nyala walau air sudah masuk ke dalam rumah.
- Kosongkan permukaan meja, rak dan lemari yang letaknya cukup tinggi. Barang-barang yang cukup tinggi ini bisa dijadikan tempat menaruh barang yang aman supaya (semoga) tidak terkena air.
- Sebaiknya punya beberapa kontainer atau boks anti air yang ukurannya cukup besar. Fungsinya adalah untuk menaruh buku-buku pelajaran, album foto, sepatu, tas, atau benda penting lain yang muat di dalamnya.
- Angkat kasur dari tempat tidur (bagi mereka yang kasurnya terpisah dari tempat tidur) lalu susun beberapa kursi di atas tempat tidur. Setelah itu, letakkan kasur atau kontainer yang sudah diisi barang tadi di atas kursi itu. Semakin berat barang yang membebani kasur, semakin baik. Jadi kursinya tidak mudah jatuh kalau terkena gelombang air.
- Simpan surat-surat penting dalam safe deposit box di bank. Kalau tidak punya, sebaiknya gabungkan semua surat penting dalam map plastik tertutup dan taruh di tempat tertinggi atau bisa dibawa saat mengungsi.
- Relakan barang-barang yang mudah dicuci seperti piring atau panci terendam banjir, toh nanti bisa dicuci lagi.
- Selalu usahakan semua senter, emergency lamp, power bank dalam kondisi terisi penuh.
- Untuk barang-barang yang akan dibawa mengungsi, letakkan di dalam ember. Jadi saat kita jalan melalui banjir, embernya cukup didorong atau ditarik. Kemungkinan barang tercemplung di air juga cukup kecil.
- Jika saat evakuasi tidak ada perahu karet dan kita harus berjalan dalam ketinggian banjir yang cukup tinggi, maka berjalanlah di tepi jalan. Selalu hafalkan situasi jalan sekitar tempat tinggal, sehingga kita tau bagian mana yang jalannya tinggi/rendah, mana yang ada gotnya. Jangan jalan di tengah jalan karena kalau sewaktu-waktu arus kencang, dengan mudah bisa terseret dan tidak ada yang bisa diraih untuk pegangan.
Bersih-bersih rumah:
- Selalu makan yang cukup juga minum vitamin sebelum membersihkan rumah. Proses bersih-bersih akan dilalui secara bertahap dan butuh stamina yang baik.
- Gunakan sepatu boots, masker, sarung tangan karet dan lotion anti nyamuk saat membersihkan rumah. Sepatu boots penting supaya tidak ada cacing atau lintah (atau mungkin ular tanah) yang menempel di kaki, masker untuk melindungi paru-paru dari bau yang tidak sedap, sarung tangan karet juga supaya terhindar kuman.
- Keluarkan lumpur di dalam rumah terlebih dahulu. Setelah itu siram dan sikat bersih (menggunakan deterjen) semua perabotan dan lantai yang terkena air banjir. Lakukan prosesnya hingga dua kali.
- Setelah semua disikat bersih, selanjutnya pel lantai dan perabotan yang terkena banjir menggunakan cairan pel anti kuman, kalau gue biasanya diulang sebanyak dua kali.
- Untuk pajangan kecil, piring, sendok, panci maka prosesnya adalah bilas semuanya dengan air bersih. Kemudian bersihkan menggunakan sabun pencuci piring, terakhir bersihkan dengan cairan antiseptik dan bilas kembali. Untuk proses bersih-bersih ini, gunakan air yang selalu mengalir dari keran, jangan air rendaman di ember.
- Siapkan petromaks untuk mengeringkan perabotan dari kayu seperti lemari, meja belajar, tempat tidur yang masih basah setelah dibersihkan. Tapi harus tetap waspada ya dalam penggunaan petromaks ini harus selalu diawasi supaya tidak terjadi kebakaran.
- Setelah perabotan dari kayu kering, maka amplas bagian-bagian kayu yang terkena banjir. Setelah itu pelitur perabotan tersebut hingga kinclong seperti semula.
- Bersihkan halaman dengan seksama dari semua sampah sisa banjir. Bersihkan juga lumpur banjir di halaman supaya tidak ada bau busuk.
- Berhubung membersihkan rumah ini cukup menguras tenaga, maka kalau ada pakaian yang terendam banjir, masukin aja ke laundry kiloan. Asli deh, daripada stress mikirin kapan cuciannya selesai dan kapan keringnya.
- Bersihkan rumah dengan diiringi doa supaya jangan sampai ada banjir lagi yang melanda rumah dan juga doa supaya ada cowok yang segera jadiin pacar melihat betapa tangguhnya cewek yang kuat menghadapi banjir ini (oh ini mah doa khusus gue aja deng).
Demikianlah cerita dan tips menghadapi banjir yang bisa gue bagi. Usahakanlah selalu hidup dengan menjaga kebersihan lingkungan sebaik-baiknya. Paling nggak kalau setiap orang sadar akan kebersihan lingkungan, pasti akan ada perubahan yang positif khan? Semoga tahun seterusnya bisa lebih baik lagi dan rumah nggak kebanjiran. Semoga tahun depan juga udah punya pacar, amiin. *tetep loh*
Dear hujan,
Kamu boleh turun, tapi jangan sampai membawa bencana dan menyusahkan kami ya. Peace, love, and gaul!
(Visited 15 times, 1 visits today)