** Originally posted on June 19, 2013
Warning: akan jadi postingan yang panjang.
Alkisah September tahun lalu pas Air Asia lagi sale, gue dan Septi berhasil beli tiket Jakarta-Semarang PP dengan harga setiap keberangkatan hanya Rp 5.000,- saja. Benar-benar cuma Rp 5.000,- karena kita nggak beli bagasi dan asuransi. Rencana awalnya adalah mau ke Karimunjawa, jadi Semarang hanya sebagai tempat persinggahan aja. Udah doooong, abis beli tiket ya santai aja kita belum ngerencanain apa-apa lagi. Yah namanya juga rencana, ternyata ada halangannya untuk diwujudkan. Mendekati harinya, Septi ternyata nggak bisa berangkat karena lagi banyak urusan di kantor. Gue pun jadi ragu khan, mau tetap pergi atau nggak. Kalau tetap pergi, kok ya males amat ke Karimunjawa sendirian mana jadwal tiket berangkat dan pulang itu rentang 5 hari (berangkat Sabtu dan pulang Rabu). Nggak berani cuti banyak-banyak dulu. Tapi kalau nggak dipakai kok ya sayang amat, kapan lagi bisa pergi ke Semarang cuma lima ribu rupiah, ya khaaaannnn. Berhubung gue anaknya jenius kalau urusan liburan urusan yang lain mah belum tentu, maka terpikirlah untuk menghabiskan weekend di Semarang. Udah beres? Tentu belum dong, gue pun mencari korban baru yang bisa dibujuk buat ngikut ke Semarang dan orang yang beruntung tersebut adalah…
yaelah dia lagi dia lagi
Sebagai sesama cewek single murahan (gampang diajak pergi ke mana aja dan kapan aja), tentu dia pun menyambut tawaran itu. Walau awalnya agak ragu karena…..kita banyak amat rencana liburan bareng tapi duitnya nggak ngalir sederas air terjun Niagara. : ))))
Tuhan Maha Baik, ternyata niat gue nyulik Teppy ke Semarang didukung dengan adanya tiket murah dari Sriwijaya Air. Langsung deh Teppy gue suruh beli. Abis urusan tiket pesawat Teppy, pesan hotel, dan pesan tiket kereta untuk kita pulang beres, baru deh kita anteng. Mendekati tanggalnya, ya heboh lagi urus itinerarydan nggak sabar liburan. Untuk urusan itinerary ini, gue yang ngerjain semuanya. Berhubung di Semarang juga cuma dua hari, jadi ya acara utamanya tentu makan, makan, makan, makan, makan, dan diselingi oleh berkunjung ke obyek wisata yang penting.
Sabtu, 8 Juni 2013 pun tiba. Teppy berangkat duluan dengan penerbangan jam 8 pagi. Sementara di saat yang sama gue masih leyeh-leyeh di kasur terus mau ngegym dulu sebelum ke airport. Soalnya pesawat gue jam 3 sore. Anyep nggak tuh Teppy nungguin gue? Tentu tidak doooonnng, sebagai sesama perut karet…tentu gue memahami kebutuhannya akan makanan enak. Jadi di itinerary, jadwal pertama dia begitu sampai di Semarang adalah makan, baru abis itu lanjut ke obyek wisata : )))). Untungnya dia bahagia dengan rekomendasi tempat sarapan dari gue di Soto Mbak Lien yang terkenal dengan soto dan yang dahsyat mah sate kerangnya itu. Tapi abis makan dia males jalan-jalan karena Semarang lagi panas banget, jadi langsung ke hotel dan…………….tidur. : )))))
Sementara gue, abis ngegym balik pulang naruh tas dan ambil tas yang mau dibawa untuk langsung cus ke pangkalan Damri di Terminal Blok M. Sempat deg-degan takut ketinggalan bis, eh ternyata masih sempat…begitu gue naik, berangkat deh tuh bis! Blok M ke airport cuma 45 menit…cepat amat deh, padahal tadinya gue mau sok tidur di bis. Sampai airport, cranky karena lapar. Asli lapar banget karena abis gymbelum sempat makan siang. Akhirnya makan bihun goreng dulu, abis makan langsung masuk ke boarding room, nggak mau keliaran karena ntar makin banyak jajanan yang gue beli. Padahal pesawat berangkatnya juga masih sejam lebih. Ya udah baca-baca deh tuh. Sampai akhirnya waktu keberangkatan, tepat waktu Air Asia…kira-kira sejam terbang, sampai deh di Semarang dan ternyata hujan! Asli mendung berat gitu.
Begitu mendarat, langsung keluar cari ojek untuk menuju hotel. Dapat deh ojeknya nggak jauh dari airport.Biayanya Rp 25.000,- untuk sampai ke Hotel Royal Phoenix di Jl. Sriwijaya 30. Untuk hotel ini, gue dapat rekomendasi dari Muty waktu dia liburan ke Semarang. Pesan di Agoda, dapat harga sekitar Rp 250.000,- untuk semalam dan udah dapat sarapan pula. Sampai hotel, ganti baju dan langsung siap-siap ngider.
Duo Naniet dan Teppy siap guncang Semarang!
*kemudian dangdutan dan terima saweran*
: )))))
Tujuan pertama kita ke Sam Poo Kong, sampai di sini cuacanya masih gerimis dan udah maghrib. Tapi kuilnya masih buka kok dan masih banyak pengunjung yang datang di sini. Di klenteng ini ada patung perunggu Laksamana Cheng Hoo setinggi 10,7 meter (nggak ada fotonya karena udah gelap dan tinggi banget asli…blitz kameranya nggak bisa menangkap sosok patung itu). Di sini gue juga menyaksikan indahnya kerukunan umat beragama. Klenteng ini dipakai sebagai tempat beribadah umat Kong Hu Chu tapi di sisi salah satu altarnya ada bagian yang dipakai untuk shalat para pengunjung dan penjaga klenteng. Ternyata emang hal ini sudah biasa di Sam Poo Kong, jadi buat mereka nggak masalah. Laksamana Cheng Hoo sendiri adalah warga Tiongkok yang beragama Islam namun dianggap semacam dewa bagi mereka.
Puas muter-muter di Sam Poo Kong, kita lanjut naik taksi ke Toko Oen untuk makan malam. Agak deg-degan pas nyari Toko Oen di Jl. Pemuda No. 52 ini. Supir taksinya kurang tahu letaknya sementara kalau dilihat diGoogle Maps kok udah kelewatan, jadilah kita nanya sama tukang parkir dan akhirnya berhasil sampai. Di Toko Oen sengaja pengen makan malam bistik lidah yang emang udah jadi menu khas. Sambil nunggu makanan dateng, kita asyik merhatiin interior dan pengunjung yang ada. Umumnya yang datang adalah rombongan keluarga atau orang-orang pacaran. Pesan kroket dan risoles buat makanan pembuka, enaaaak….tebal-tebal dan isinya lembut banget. Untuk bistik lidahnya, dagingnya tebal dan super empuuuukkk banget, tapi buat gue sih sausnya kurang jreng ya rasanya. Abis itu ditutup dengan poffertjes dan es krim rhum raisin buat dessert. Rhum raisinnya kuat banget rasanya. Saking kuatnya gue berasa nelen cairan aseton. :p
Kroket
Risoles
Bistik Lidah
Rhum Raisin Ice Cream plus Poffertjes
Pose Manis, Makan Nggragas
Abis dari Toko Oen, kita makan Lunpia Mbak Lien. Jaraknya sekitar 20 meter dari Toko Oen. Ada di deretan yang sama. Tanya aja sama tukang parkir, nanti ditunjukin kok pasti. Kita dapat info tentang lunpia ini dari Septi dan Muty via Path. Katanya sih lebih enak dari Lunpia Gang Lombok (buat gue belum bisa dibuktikan sih, karena pas kita ke Gang Lombok, lunpianya udah habis). Tapi emang enak banget Lunpia Mbak Lien ini. Masih hangat karena baru digoreng kalau kita pesan dan besar pula ukurannya. Harga satuannya Rp 10.000,- bisa dibeli dalam bentuk basah atau sudah digoreng. Kalau beli dalam bentuk basah tahan selama dua hari kalau nggak dimasukin kulkas, kalau dimasukin kulkas ya lebih lama dari itu.
Dari Mbak Lien, kita naik becak ke Semawis. Jadi Semawis ini adalah adalah salah satu wilayah Pecinan di Semarang yang kalau hari Jumat, Sabtu, dan Minggu malam jalannya ditutup untuk tempat wisata kuliner. Nah sayangnya karena hujan jadi pas kita sampai nggak begitu banyak yang jualan, bahkan beberapa udah mau tutup padahal baru jam setengah 9 malam. Ya sutralah, udah sampai juga khan jadi kita jabanin aja jalan kaki sambil payungan. Ada yang jual berbagai sate dari babi-ayam-kambing, jual bubble tea, bubur-buburan, pokoknya segala macam deh. Tapi khan kita baru makan berat, jadi niatnya cuma mau nyemil-nyemil aja. Jalan terus sampai mendadak gue lihat stand yang jual bacang! Asli gue girang banget, sampai gue lari ninggalin Teppy sambil teriak:
Bacang ayam Rp 8.000,-. Kalau mau yang nggak halal ada juga bacang babi.
Di sebelahnya ada stand kentang melingkar-lingkar kayak di Korea! 😀
Abis makan bacang dan kentang melingkar ala Korea itu kita lanjut jalan lagi, tapi ternyata banyak yang udah mau tutup sih. Ya udah deh, lanjut ke tujuan berikutnya buat ke El Blossom Cafe and Bookstore. Gue dapat tempat ini dari rekomendasi beberapa blog di Google. Sayangnya pas sampai sini toko bukunya udah tutup (cuma buka sampai jam 9 malam) sementara cafenya sih masih buka sampai jam 11 malam. Berhubung tadi makan melulu dan jalan di tengah hujan khan, jadi di sini kita pesan hot chocolate aja yang ternyata…….enak banget! Asli enak, kental dan rasanya serba pas. Santai-santai aja kita di sini sampai cafenya tutup. Udah kayak yang punya cafe, ya abeeeessss…pengunjungnya cuma kita berdua aja, hihihi.
Dari El Blossom, lalu kita lanjut jalan kaki ke Simpang Lima. Nanya ke tukang parkir katanya tinggal lurus aja. Oke deh, kita jalan lurus terus. Lha tapi kok nggak sampai-sampai, maaaaakkkk. Asli itu gue udah cranky karena laper lagiiii! Lebay sih sebenarnya karena jaraknya cuma sekitar 1 km. Tapi ya khan itu jalannya pakai tenaga, jadi seolah segala yang tadi kita makan itu lenyap tak berbekas. Jadi begitu akhirnya sampai di Simpang Lima, foto-foto bentar lalu…….makan tahu gimbal.
IYA, DUA CEWEK NGGRAGAS INI MAKAN LAGI.
Btw, enak mak tahu gimbalnya. Gorengan bakwannya pake udang gede-gede. Seporsinya Rp 12.000,- ditambah minum teh jahe Rp 3.000,- dan kami pun anteng kembali setelah perutnya terisi. Abis itu lanjut pulang ke hotel.
Minggu, 9 Juni 2013 acara jalan-jalan kita pun lanjut lagi. Kalau di itinerary harusnya jam 8 kita udah keluar hotel, namun kenyataannya kita masih tiduran nggak ada yang mau gerak gitu sampai akhirnya jam 9 pagi baru turun buat sarapan. Molor kabeh jadwalnya, hahahaha. Abis sarapan, mandi, beres-beres, check out dan titip tas di resepsionis.
Sarapan nasi goreng hotel bonus sate kerang dari Soto Mbak Lien hasil nitip sama Teppy
Menu sarapannya cukup lengkap…dari nasi goreng/nasi putih dengan berbagai lauknya, sup, buah, juice/susu/kopi/teh
Terus naik taksi ke Pagoda Watugong. Nih ya, kalau di Google Maps jarak antara hotel dan pagoda tuh ditempuh selama sekitar 30 menit perjalanan yang ternyata…..jauh banget malih! Mana ongkos taksinya termasuk murah pula untuk jarak sejauh itu, cuma Rp 38.000,- padahal itu naik Blue Bird lho. Sementara kalau di Jakarta waktu 30 menit itu paling cuma buat dari Benhil ke Blok M dan argo sebesar itu paling buat jarak dari Benhil ke Cipete. Ya ampyuuuuuuunnnnn….aku mau liburan di Semarang terus kalau begini caranya!
: )))
Pagoda Watugong ini merupakan pagoda tertinggi di Indonesia, setinggi 40 meter. Di setiap tingkat pagodanya ada patung Dewi Kwan Im yang menghadap berbagai arah mata angin, konon artinya adalah menyebarkan kebaikan ke setiap arah. Di pagoda ini kita muter-muter aja dan foto-foto, nggak sampai masuk ke dalam pagodanya karena lagi banyak yang ibadah jadi takut ganggu. Sebenarnya bisa masuk ke dalam pagodanya, ada penjaganya yang siap menjelaskan segala sesuatu yang kita mau tahu, tapi ya karena itu tadi lagi banyak yang ibadah jadi kita nggak masuk ke dalam. Toh bisa cari sejarahnya di Google khan yaaa…gue udah kenyang baca sejarah tentang pagoda ini di berbagai website pas lagi nyusun itinerary. Di sini juga nantinya akan dibangun patung perunggu Buddha sekitar 40 meter.
Patung Buddha di bawah pohon bodhi
|
Patung Dewi Kwan Im |
Kalau ke tempat ini, sempatkan untuk baca beberapa kalimat bijak yang tertempel di pohon dan tembok yang ada.
Abis dari sini kita lanjut lagi naik taksi ke Gama Seafood. Udah mulai cranky lagi karena udah jadwalnya makan siang. Sampai di Gama Seafood pas lagi ramai-ramainya tapi kita berhasil dapat meja untuk berdua. Gama Seafood ini letaknya di Jl. MT Haryono No 870 A, menempati rumah dengan arsitektur kolonial yang besar memanjang ke belakang gitu. Berhubung lapar dan emang kita tipe wanita nggragas jadi segala macam seafood dipesan. Udah nggak mikirin sih bakalan habis atau nggak. Ya soalnya kalau kita yang makan mah biasanya pasti habis! Hahahaha. Nah pas lagi makan ini, di meja sebelah kita juga ada dua cewek yang lagi makan tapi mereka hanya pesan ikan bakar-tempe-sayuran. Seolah mau introspeksi, Teppy pun berucap…
“Tuh Niet, kalau makan tuh kayak mereka dong. Cuma pesan tiga menu aja.”
Yang mana gue sambut dengan tatapan menusuk karena…….sebagian besar makanan pesanan kita itu berjejer di hadapannya!
*sambit pake kerang*
Total makanan segini banyak, porsinya besar, dan udah sama minum, habisnya Rp 232.000,-. Edyaaaaannnnnnnnn….! Gama Seafood pliiiiss buka cabang di Jakarta dan sediakan menu srimping goreng yang enak banget itu, huhuhuhu. Asli enak semua yang kita pesan. Walau sempat cranky lagi karena cumi bakarnya lama banget datangnya jadi kita nggak mulai-mulai makannya. Tapi ternyata pas dateng….nikmat cumi bakar mana yang kau dustakan , malih! Dimaafkan deh walau lama datangnya. Cuma buat gue sambalnya biasa banget. Nggak ada satu pun yang terasa pedas, padahal khan enaknya yang pedas gitu kalau makan seafood.
Kerang Dara Rebus
Kepiting Lemburi Goreng Tepung
Srimping Goreng (sejenis kerang pipih digoreng, dagingnya lembut banget)
Udang Bego Bakar
Cumi Bakar Madu
Plecing Kangkung
Gurame Goreng Kering
Berbagai Sambal
Abis makan, kita menuju wilayah Kota Lama untuk jalan-jalan dan foto-foto. Nggak lama sih di sini, cuma sekitar setengah jam aja, abis itu lanjut naik becak ke Gang Lombok untuk beli lunpia. Ternyata kesorean datengnya jadi udah tutup. Ya udah jalan-jalan bentar dan foto-foto di Klenteng Tay Kak Sie.
Gereja Blenduk (sisi samping)
Gereja Blenduk (sisi depan)
Klenteng Tay Kak Sie
Patung Buddha di bawah pohon bodhi depan Klenteng Tay Kak Sie
Replika Kapal Laksamana Cheng Ho
Abis dari sini, lapar lagi mak….jadilah mampir ke Toko Oen buat makan kue dan es krim. Pesan kue roti yang enaaaaaak banget dan Tutti Frutti yang biasa aja. Abis itu lanjut lagi ke Lunpia Mbak Lien buat beli titipan dan oleh-oleh. Kemudian beli bandeng presto di Toko Presto, Jl Pandanaran. Kita beli di sini karena rekomendasi dari Mas Agus yang emang dari Semarang.
Kue Roti Rp 8.000,-
|
Tutti Frutti Ice Cream |
Puas belanja bandeng dan tahu baso, kita balik ke hotel buat ambil dan beres-beres tas lalu lanjut lagi menuju Blue Lotus Cafe di Jl Ahmad Yani No 197. Tempat ini gue dapat dari rekomendasi beberapa website. Laper lagi ya khaaaaannnnn, jadi gue pesan salmon fettuccine sementara Teppy…….bengong lihat gue makan lagi, hahahahaha. Di sini kita juga ketemu dengan Mbak Dina, salah satu teman bloggernya Teppy yang datang bersama suaminya. Mereka tinggal di Bogor dan kebetulan juga lagi di Semarang karena urusan keluarga (nantinya Mbak Dina ini nolong beli titipan kecap buat kita yang lupa beli karena asyik makan mulu selama di Semarang, terima kasih ya Mbak. :D). Ngobrol berbagai macam hal sampai akhirnya jelang waktu kepulangan kita.
Salmon fettuccine ini enak banget!
Dari Blue Lotus naik taksi sampai di stasiun. Pas di stasiun, Teppy beli minum di Alfamaret khan tuh dan gue memutuskan untuk keliaran dengan pesan ke Teppy, “Lo tunggu di sini aja ya nanti. Gue mau ke depan dulu.”
NYARI SATE KERANG SAUDARA-SAUDARAAAAAAAA….
Jadi ya, gue asli masih ngidam sate kerang khan. Nggak cukup makan sate kerang 5 tusuk hasil nitip sama Teppy. Jadi gue tanya sama Mas Agus ada nggak di dekat stasiun. Ya udahlah, nekat gue keluar stasiun keliling nyari penjual soto yang ada sate kerangnya. Penjual sotonya banyaaaakkkk melimpah, sate kerangnya………………………….habis semua.
WHY OOOOH WWWHHYYYY?
Asli gue sedih banget. Sampe memelas ekspresi gue pas balik ketemu Teppy. Begitu ketemu Teppy, ya diketawain deh gue. Tapi tetep lho, gue mah anaknya panyang menyerah. Begitu di dalam stasiun gue masih keliaran nyari sate kerang di penjual makanan yang ada. Hasilnya nihil, saudara-saudaraaaaa. *tebalikin meja*
Ya udah akhirnya duduk-duduk nunggu kereta yang ternyata datang dan berangkatnya on time jam 9 malam. Begitu udah di dalam kereta dan jalan tuh kereta, yaudah kita mulai anteng. Duduk atur-atur posisi yang nyaman sampai 8,5 jam ke depan. Terus ngobrol-ngobrol khan ya sama Teppy, mendadak lewatlah itu mas-mas yang nawarin makanan kereta. Dia nawarinnya nasi bogana, nasi teriyaki, pokoknya nasi-nasian deh. Ya mana gue mau khan udah kenyang tadi makan karbo melulu, lalu gue pun bertanya…
Gue: “Mas, kalau mie goreng telur ada nggak?” *self toyor, ogah nasi tapi malah mesen mie yang karbo juga*
Masnya: “Ada, Mbak. Mau berapa?”
Gue: “Satu porsi deh. Eh, Tep…lo mau juga nggak?”
Teppy: “Lo GILA ya, Niet?”
: ))))))))))
Kenapaaaaaaa orang nawarin makanan malah dibilang gila siiiikkk
Ya akhirul kata, kita akhirnya mesan dua porsi mie goreng buat jam 11 malam. Mie goreng datang, kita pun makan pakai kepiting tepung sisa di Gama Seafood. Abis makan mie, ternyata kepitingnya masih ada dikit. diambil sama Teppy bungkusannya, mau dimasukin tas. Lalu gue pun…
“Eeeeehhhh, mau dikemanain?”
*dengan nada dan ekspresi posesif*
Ya tentu saja Teppy langsung ngakak dengar pertanyaan gue. Ya abis khan gue masih mau makan kepitingnya masa udah mau dimasukin ke tas. Gilak, sama kepiting aja posesif…pantes masih single. : )))
Setelah puas makan, akhirnya lanjut tidur. Udah kayak orang pingsan tidurnya. Bangun-bangun udah di wilayah Bekasi. Sampai di Jakarta pas Subuh. Share taksi bareng Teppy, nganterin dia dulu ke kosannya baru gue pulang. Tiduran sejam langsung ngantor deh abis itu. Ya walau badan asli tepar dan pegal-pegal tapi hati dan perut kami bahagiaaaaa. Ihiiiy!
See you soon, Semarang. 😀
Btw, ini itinerary yang gue buat untuk trip Semarang. Emang agak mahal karena isinya makan melulu dari pagi sampai tengah malam. Kalau kalian makannya nggak sebanyak kami, tentu saja tripnya jauh jadi lebih murah. 🙂
(Visited 222 times, 1 visits today)
Related