Flow Coffee, the Place Where Coffee Meets Passion

** Originally posted on December 2, 2015

Flow Coffee merupakan destinasi terakhir gue dan Nova dalam survey kopi di sekitar Gading Serpong. Tadinya kami malah nggak tau sama sekali tentang coffee shop ini. Saat lagi di Turning Point, semua baristanya menyarankan langsung ke sini dan nggak perlu mampir ngopi di tempat lainnya. Tentu saja hal ini makin bikin penasaran dengan keistimewaannya.

Nggak susah mencari lokasinya, selain tersedia di online maps, ada signage cukup besar di bagian depan ruko yang menandakan keberadaannya. Kami datang sekitar jam 3 sore dan suasana  saat itu sangat sepi, hanya ada 1 orang pengunjung. Baristanya pun hanya seorang saja. Sempat bikin ragu, “Benar enak, nih?

Terdiri dari dua lantai, dengan nuansa perabotan yang didominasi warna gelap. Lantai pertama untuk non smoking area dan lantai kedua merupakan smoking area yang dibatasi dengan tembok kaca sehingga baunya tidak mengganggu pengunjung lain dan merusak aroma kopi.

Disambut oleh Mas Imam sebagai barista, kami pun menjelaskan bahwa sebelumnya sudah mengunjungi tiga coffee shop dan ingin menikmati minuman yang nggak “kopi banget”. Atas rekomendasinya, akhirnya kami pesan Taro Latte dan Ice Coconut Chocolate. Sebelum mulai membuat minumannya, kami diajak untuk masuk ke area coffee bar dan melihat proses pembuatannya. Mereka menggunakan berbagai macam biji kopi, mostly from Ethiopia, Kenya, Guatemala, dan Colombia. Untuk makanannya kalian bisa memilih croissant atau donat. Oh ya, bagi pengunjung yang ingin meracik kopinya sendiri, kalian bisa beraksi di Flow Coffee lho!

Teknik Pembuatan Taro Latte

Salut banget pas lihat prosesnya karena Mas Imam teliti, tenang, nggak gasrak-gusruk, lalu latte artnya rapi banget!

Taro Latte (Rp 30.000,-) and Ice Coconut Chocolate (Rp 35.000,-) 

Untuk teksturnya, Taro Latte punya gue sangat smooth. Rasa taronya sangat menonjol walau sedikit kemanisan buat gue. Sementara Ice Coconut Chocolate punya Nova segar banget. Siapa sangka kelapa dan cokelat bila dipadukan bisa jadi minuman yang oke? Berhubung cita rasa masing-masing sangat khas.  🙂 

Tiga “kamus”kopi yang dipelajari oleh Mas Imam

Ternyata kelihaian Mas Imam dalam membuat kopi dipelajari secara otodidak lho. Karirnya di dunia F&B dimulai sebagai seorang waiter sebelum akhirnya bekerja di Flow Coffee sebagai barista. Awalnya dia buta mengenai kopi, teknik pembuatan latte art pun ala kadarnya dan hasilnya sering menuai protes dari pengunjung.

Merasa tertantang dan ingin lebih baik, maka Mas Imam pun belajar mengenai dunia kopi dari tiga buku yang diberikan oleh pemilik coffee shop ini. Buku-buku berbahasa Inggris ini, itambah berbagai video dari Youtube sukses dipelajari Mas Imam sehingga sekarang dia telah berkembang. Bahkan mulai percaya diri mengikuti kejuaraan barista. Tujuannya mengikuti perlombaan adalah untuk mencari pengalaman dan memperluas networking, masalah juara tidak terlalu dipikirkan. Senang bisa mendengarkan pengalaman Mas Imam mengenai perjalanannya di dunia kopi. Nada bicara dan tutur katanya halus, semua diceritakan murni untuk berbagi pengalaman, bukan menyombongkan diri.  🙂  

Flow Coffee menurut gue adalah coffee shop yang wajib dikunjungi saat kalian sedang di Gading Serpong atau Pondok Indah (mereka baru saja buka cabang di situ). Terbukti sebagian besar ulasan tentang kualitas kopi dan pelayannnya dianggap sangat baik oleh para pengunjungnya.

Flow Coffee
Ruko Paramount Blitz, Blok B No 6

Gading Serpong, Tangerang
Phone: 021 – 29505845
Instagram: @flowcoffee

Operational hours:
Monday – Saturday 10 am – 8 pm

(Visited 18 times, 1 visits today)
 
Share it:
Posted in Coffee and tagged , , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *