** Originally posted September 9, 2013
Masih dalam rangka weekend ambisius, maka sekitar 2 minggu lalu gue memutuskan untuk mewujudkan salah satu keinginan yang belum pernah diwujudkan.
Sabtu, 31 Agustus 2013
Dari kapan tau itu sejak ada penyewaan sepeda di Ancol, gue pengeeen banget bisa sepedaan di sana keliling Ancol. Tapi emang belum pernah bisa diwujudkan aja. Dulu mikirnya, masa sepedaan sendirian di Ancol. Ndilalah, di weekend ini gue ada side job di Taman Impian Jaya Ancol yang mengharuskan sudah ada di lokasi sejak jam 6 pagi. Terus ya udah khan, kenapa nggak sekalian habis itu gue puasin aja main-main di Ancol.
Berangkat jam 5.30 pagi dari rumah, gue naik TransJakarta yang masih sepi banget baik halte dan bisnya. Mau tiduran ngegelesor di lantai dan nggelundung di bis juga bisa deh. Yang bikin tambah girang, akhirnya gue ngerasain juga naik TransJakarta dan bayar cuma Rp 2.000,- ajeeee (berlaku sampai jam 7 pagi). Kapan lagi sampai di Ancol cuma modal ongkos bis segitu, hahahaha. Rutenya adalah naik dari Benhil arah Kota – turun di halte Monas dan lanjut TJ arah ke Pulo Gadung – turun di halte Senen dan lanjut TJ ke arah Ancol. Emang harus naik bis 3 kali, tapi berhubung masih sepi jadi menyenangkan suasananya nggak pakai desek-desekan di halte dan bis.
Sampai di Ancol, gue langsung bayar tiket masuk sebesar Rp 17.500,- per orang dan jalan kaki sedikit ke halte untuk naik Bis Wara-Wiri, angkutan gratis untuk keliling Ancol. Jadi kalau kalian mau ke Ancol dan nggak bawa mobil, nggak usah pusing mikirin gimana akses menuju lokasi-lokasi yang diinginkan. Bis Wara-Wiri ini dibagi dua, rute barat dan rute timur. Untuk jelasnya bisa lihat peta rute yang tersedia di halte.
Jadwal Bus Wara-Wiri
Bersih dan terawat ya
Sampai di lokasi sekitar Mall Ancol Beach City, gue langsung ngurusin kerjaan dulu sampai sekitar jam 7an. Selesai urusan kerjaan, karena cuacanya masih adem dan matahari belum mentereng maka gue memutuskan untuk jogging. Rutenya ngikutin jalan sekitar situ aja. Puas jogging lalu gue lanjut ke arah penyewaan sepeda. Nah, sejak inilah segala kerempongan dimulai. Kalau saat jogging tadi gue bisa nitipin tas di mobil klien, maka saat sepedaan ini gue harus bawa ransel yang isinya cukup banyak berhubung klien dan partner gue udah mau cabut ke lokasi selanjutnya. Mau nitip juga nggak ada penitipan tas yang mumpuni khan, jadi ya sutralah gue bawa aja.
Tempat penyewaan sepeda
Untuk penyewaan sepda ini, harganya Rp 25.000 per jam, gue kurang tahu yang sepeda tandem berapa. Untuk kelebihan atau penambahan per 1 jamnya adalah Rp 10.000,-. Caranya, tinggal datang ke tempat penyewaan sepeda yang tersebar di beberapa tempat di wilayah Taman Impian Jaya Ancol. Tinggalin data diri berupa KTP/SIM/NPWP, pilih sepeda yang mau dipakai, cocokin jam dengan petugas penyewaan, lalu silakan deh keliling Ancol naik sepeda sepuas hati. Untuk pembayaran dilakukan setelah kita selesai. Oh ya ada tips dari teman gue, Anto: kalau mau naik sepeda atau jogging di Ancol, selalu waspada dan jangan dengerin musik pakai earphone dengan volume yang kencang. Soalnya berhubung masih pagi dan sepi, beberapa motor dan mobil ada yang melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Jadi lebih baik kita berhati-hati juga khan.
Kemarin itu, gue sepadaan selama hampir 2 jam. Bener-bener muter ngelilingin Taman Impian Jaya Ancol dan ngelewatin berbagai spot hiburan yang ada. Lumenjen juga pegel dan keringetannya, berhubung sambil gendong ransel perlengkapan “perang” dan sadel sepedanya cukup keras.
Selesai sepedaan dan urusan bayar, maka gue pun langsung menuju ke arah pantai. Berhubung udah jelang siang, mataharinya pun cukup mentereng dan suasana pantai udah ramai oleh pengunjung. Sempet kewalahan juga nyari tempat yang adem untuk piknik, karena sebagian besar udah ditempati. Tapi ya gue santai aja jalan menyusuri pantai sambil ngelihatin pengunjung yang lainnya. Nggak lama akhirnya dapet juga deh tempat yang cukup adem di bawah pohon. Tuh khan, emang kita tuh harus sabar dalam menghadapi sesuatu supaya hasilnya manis. Tapi, masalah pacar kapan ini datengnya Tuhaaaan, saya udah sabar banget…
*malah curhat*
: ))))
Gelar alas duduk, keluarin bekal dan buku, pake kacamata item….maka gue pun siap piknik sendirian! Saking lapernya abis sepedaan, nggak sampai setengah jam udah habis aja itu semua bekal makanan dan minuman yang gue bawa dari rumah. *padahal emang nggragas*
Chicken nugget and veggies with mushroom sauce
Kenyang abis makan, gue pun lanjut bengong ngelihatin pengunjung lain lagi bahkan sempat ngobrol sama beberapa yang duduknya dekat. Ada sekelompok anak muda yang jauh-jauh dari Sukabumi, ada sekeluarga yang ternyata udah dateng dan langsung mantai sejak jam 5 pagi untuk lihat matahari terbit, dan yang paling bikin gue nyesss adalah keluarga yang duduk di belakang gue. Mereka sekeluarga (Bapak, Ibu, dan 2 anak yang masih balita) sebenarnya adalah warga Jakarta, tapi jarang banget bisa merasakan kenikmatan wisata seperti ini. Dari obrolan gue dengan mereka, ternyata si Bapak adalah seorang satpam di salah satu perusahaan dengan jadwal shift yang padat. Sementara istrinya adalah Ibu rumah tangga biasa dan tidak bekerja karena belum bisa meninggalkan anak-anaknya. Akibat jadwal pekerjaan yang cukup padat Pak Darmo jarang sekali bisa ngajak keluarganya pergi wisata. Paling banter adalah ngajak anak-anaknya ke pasar malam musiman yang suka ada di rumahnya di wilayah Kebun Jeruk. Dengan gaji yang menurut dia cukup, mereka harus bisa ngatur untuk bayar kontrakan, kebutuhan sehari-hari, dan nabung untuk sekolah anak-anaknya nanti.
Kenapa menurut dia cukup? Jawabannya:
“Saya berusaha nggak mau ngeluh, Mbak. Kalau mau matok biaya hidup, materi itu kayaknya nggak pernah cukup buat manusia, apalagi tinggal di Jakarta. Pasti ada aja yang kurang. Jadi ya saya yang penting kerja halal, nggak ngerampok atau ganggu orang lain. Kalau rezeki saya kurang, tandanya saya harus kerja lebih giat lagi sampai cukup buat keluarga saya. Nggak mau berlebihan juga, saya takut nanti jatuhnya dosa kalau apa-apa serba berlebihan.”
DANG! Gue dengar itu kayak tertampar. Cuma bisa manggut-manggut sambil diem aja dan nahan jangan sampai mbrebes mili. Sementara diri gue kadang-kadang masih suka ngeluh budget belanja kurang kalau liburan di luar negeri atau luar Jakarta, di satu sudut lain ada orang-orang yang bisa ngerasain pergi ke Ancol aja udah bahagia banget. Pak Darmo sendiri untuk bisa ngajak keluarganya ke Ancol harus rela nggak pulang kampung ke Subang supaya THRnya nggak habis dan bisa dipakai untuk wisata ini. Mulai dari jadwal cuti, ongkos naik taksi biar anak-anaknya nggak capek, biaya masuk Ancol, sampai makan siang di salah satu restoran fast food yang ada di Ancol…itu semua diperhitungkan dan dipikirin sama dia biar keluarganya senang.
Obrolan gue sama Pak Darmo dan istrinya juga nggak lama karena anak-anaknya udah rewel minta ditemenin main dan berenang di pantai. Jadi sementara mereka main, gue pun baca buku dan juga ngejagain barang mereka berhubung nggelar alas pikniknya sebelahan.
Sekitar jam 1an gue pun pulang karena masih ada acara lain. Pas di halte TransJakarta Ancol, gue sempat cuci muka dan ganti baju di toiletnya yang cukup bersih, gratis pun. Saat itu gue juga baru sadar ternyata sudah ada tv yang di layarnya menampilkan jadwal kedatangan TransJakarta, tapi kata petugasnya memang belum tersedia di setiap halte. Heeey, walau belum ada di semua halte tapi ini sudah merupakan kemajuan khan yaaa. Semoga nantinya bisa merata di setiap halte dan terawat ya fasilitas ini. Menurut pengamatan gue, menit yang tertera di layar pun akurat. Ketika bisnya sampai di halte maka di layar menunjukkan keterangan itu. Senang dan norak bahagia deh gue, hahahaha.
Kali ini tujuan gue adalah ke Elite Club di Epicentrum untuk ngambil race pack #S4RunSeries. Dari sana, gue lanjut ke Epicentrum Walk untuk ketemuan lagi sama klien gue di Pop Bar. Jadi, Pop Bar ini adalah semacam cafe yang menyediakan gelato dan sorbet dalam bentuk stik. Asalnya sendiri dari New York dan sudah ada beberapa cabang di Jakarta. Harganya dimulai dari Rp 25.000,- dan dikenakan tambahan sekian rupiah tergantung topping yang kamu mau.
Kemarin itu gue coba rasa vanila dengan topping hazelnut, tapi sayangnya gue kecewa dengan rasa yang gue dapat. Mulai dari awal sampai habis, gue nggak ngedapetin rasa khas vanila. Yang ada hanya rasa super manis yang bahkan sampai minum 2 botol air, tetap terasa “ganggu” di tenggorokan. Klien gue pun kurang puas dengan rasa pilihannya karena kesannya sama, cuma super manis aja yang dirasakan di lidah. Entah apa memang kami yang salah pilih atau gimana ya. Tapi ternyata beberapa komentar teman gue yang lain pun kurang puas dengan gelato di sini. Sementara untuk sorbetnya kata teman gue lebih enak dan lebih segar dibanding gelatonya. Mungkin kalau lain kali berkunjung gue akan coba sorbetnya ya. Selesai urusan di Epicentrum pun gue pulang.
Minggu, 1 September 2013
Paginya gue ikutan #S4RunSeries yang kategori 5K, seperti yang gue ceritain di sini. Setelah itu langsung pulang dan siap-siap untuk pergi ke farewell partynya keponakan gue, A’ yang mau lanjut SMA di Swiss. Hampir batal pergi karena mendadak Eyangti sakit lagi syarafnya. Alhamdulillah setelah minum obat penenang dan merasa lebih sehat, akhirnya jadi pergi juga. Acaranya nggak heboh, cuma brunch bareng aja di rumah A’. Ih nggak berasa deh, perasaan dulu masih jamannya sepupu gue hamil A’, eh tau-tau sekarang udah SMA aja.
*minum botox*
Selesai makan, gue pergi dulu ke Kelapa Gading untuk acara ulang tahun anaknya Dedew. Isssh, jangan ditanya kayak apa perjuangannya. Udahlah macet, super panas, lalu pakai acara nyasar pula di dalam Mall Artha Gading saking njelimetnya itu mall. Langsung terbayar dengan makan KFC.
*anaknya selalu bahagia asal ada makanan*
Di sini nggak lama, berhubung acaranya juga udah mau selesai dan gue harus jemput Eyangti lagi. Asli deh, kayaknya lamaan di jalan dibanding di acara ultahnya. Mana pas gue dateng, Ryu lagi tidur karena kecapekan, huhuhu.
Begitu sampai lagi di rumah A’, ternyata Eyangtinya lagi apa cobaaaak? Main bola aja dong di halaman sama sepupu dan keponakan gue. Bahkan sebelumnya katanya abis main skuter. Ealaaaahhh, kalau di rumah lemas karena sakitnya sering kambuh padahal. Emang mesti sering jalan-jalan nih tandanya, hihihi. Nggak lama setelah itu pun akhirnya kita pulang dan selesai deh weekend ambisius kali ini. See you next weekend!
(Visited 211 times, 1 visits today)
Related