** Originally posted on October 9, 2013
Halooooo, nggak terasa ih udah masuk bulan Oktober aja nih. Perasaan kemarin baru mulai 2013nya, eh sekarang udah mau penghujung tahun aja. Ada apa aja di bulan Oktober ini yang bikin deg-degan buat kalian? Kalau buat gue, di Oktober ini momen jelang Idul Adha bikin deg-degan. Soalnyaaaa….Idul Adha khan identik banget ya sama yang namanya daging kambing kalau di Indonesia, sementara gue nggak ada jago-jagonya deh dalam hal masak daging atau organ lainnya dari kambing. Jadi yang ada setiap perayaan Idul Adha gue mentok bikin makanan berbahan dasar ayam/sapi sementara olahan daging kambing gue serahkan pada yang berpengalaman.
Alias pesan dan tahu beres aja. :p
Ya abis gimanaaa, ngolah daging kambing tuh perlu tips dan trik khusus khan supaya hidangannya jadi enak. Semantara gue dulu pernah nyoba masak daging kambing sendiri tapi kok hasilnya biasa aja nggak berkesan di lidah dan perut. Sedih deh asli.
Nah untuk Idul Adha tahun ini gue kayaknya boleh optimis akan kesuksesan masak daging kambing nanti. Soalnya hari Sabtu, 5 Oktober 2013 yang lalu gue berkesempatan datang ke acara “Bango Masak Bersama” yang diadakan oleh Kecap Bango, untuk mengungkap kelezatan sajian Idul Adha. Kebayang dong antusiasnya gue sama acara ini, demi bisa masak daging kambing sendiri buat Idul Adha. 😀
(foto koleksi tim dokumentasi acara Bango Masak Bersama)
Acaranya sendiri dimulai dengan bincang-bincang ringan. Ada Marieska Widhiana (Senior Brand Manager Bango dari PT Unilever Indonesia), Arie Parikesit (penikmat dan pengamat kuliner), dan Tike Priatnakusumah (artis dan ibu rumah tangga). Di awal acara, Marieska menjelaskan bahwa tujuan utama acara ini adalah membantu para ibu untuk mengatasi kesulitan dalam mengolah berbagai hidangan daging kambing. Hal ini juga merupakan salah satu konsistensi Bango untuk membuktikan kualitas kecap Bango dalam menghadirkan kuliner hidangan Indonesia yang lezat.
Rupanya nggak cuma gue sendirian aja yang merasa kesulitan mengolah daging kambing. Tike juga mengungkapkan rasa mindernya dalam mengolah hidangan daging kambing. Selama ini dia kurang berhasil memasak daging kambing, padahal keluarganya adalah penikmat sajian kuliner kambing. Nggak heran kalau dia pun antusias dengan acara ini dengan harapan dapat menghadirkan kelezatan dalam sajian kambing kreasinya.
Arie sebagai pengamat kuliner mengungkapkan bahwa memang ada berbagai tips dan trik yang perlu dilakukan dalam mengolah hidangan daging kambing sehingga menjadi hidangan yang lezat. Nggak heran khan kalau kuliner kambing di Indonesia selalu menarik buat diulik lebih jauh lagi. Nah, Arie juga juga turut serta dalam menentukan lima legenda kuliner kambing yang akan membagi rahasianya dalam acara ini. Beda hidangan, tentu beda pula rahasia kelezatan olahan daging kambing mereka khan.
Dari obrolan ini gue jadi paham bahwa sebelum masak daging kambing itu, kita dilarang untuk mencuci dagingnya. Hal ini untuk menghindari bau prengus yang dapat muncul dari daging kambing setelah dicuci. Lho terus gimana dong kalau dagingnya kotor? Ya kalau kotorannya berupa pasir atau kerikil kecil, kita harus sabar ngambilin satu-satu dari dagingnya. Kalau kebetulan daging kambingnya direbus, kita bisa ambil kotorannya yang mengapung di air. Agak repot sih memang, tapi ini demi kelezatan hidangannya nanti. Nggak mau pasti khan, tampilan hidangannya cantik tapi ternyata dagingnya bau prengus nggak sedap.
Arie, Mariska, Tike
(foto koleksi tim dokumentasi acara Bango Masak Bersama)
Selesai sesi obrolan ringan ini, kita diajak untuk menyaksikan demo masak dari beberapa legenda kuliner kambing yang menggunakan Kecap Bango sebagai salah satu unsur kelezatannya. Sambil nonton acara demo masak, peserta juga dipersilakan untuk menikmati hidangan kambing yang telah disediakan:
Sementara untuk acara demo masaknya, yang pertama dimulai oleh Sate Kambing H. Sadjim yang lokasinya ada di Jl. Danau Tondano No. A8, Bendungan Hilir. Kebetulan banget nih, sate kambing ini adalah langganan keluarga gue sejak dulu. Eyangti paling suka dengan sate kambing dan sate hati sapinya. Berhubung udah langganan, jadi gue emang udah membuktikan sendiri betapa nikmatnya hidangan kambing mereka. Untungnya kali ini dapat ilmu tambahan rahasia kelezatan sate kambingnya.
Ternyata ya, rahasia kelembutan dan kenikmatan sate kambingnya itu dengan cara daging kambing dicelupkan ke air parutan nanas dan dibalur bumbu kacang sebelum dibakar. Sebaiknya yang digunakan nanas muda karena enzimnya lebih banyak untuk melembutkan daging. Selain itu, urat dagingnya lebih baik dibuang lebih dulu supaya lebih empuk.
Untuk arang yang digunakan dalam proses memasak sate kambing ini yang paling baik adalah batok kelapa. Terus jangan lupa sebelum menusuk daging ke tusuk sate, batang tusuk satenya direndam dalam air terlebih dahulu. Ini tujuannya supaya memudahkan proses penusukan daging dan supaya tusuk satenya nggak terbakar dan patah di tengah-tengah. Duileeeeh, pantes aja selama ini gue kalau bakar-bakaran sate di rumah, tusuk satenya suka patah pas dagingnya dibolak-balik dan alhasil jadi ambyar deh dagingnya, hahahaha. 😀
Demo masak Sate Kambing H. Sadjim
Selanjutnya, demo masak dilakukan oleh Pak Heri dari Nasi Goreng Kambing Pedurenan. Gue selama ini kurang menikmati nasi goreng kambing. Pertama, biasanya kebanyakan minyak jadi rasa di mulut jadi aneh. Kedua, rasa kambingnya terlalu kuat. Tapi pas gue cobain nasi goreng ini kemarin, langsung jatuh hati. Minyaknya nggak kebanyakan dan cita rasa daging kambing serta nasi gorengnya bersatu sama enaknya.
Demo masak Nasi Goreng Kambing Pedurenan
Ternyata ada rahasianya juga lho supaya nasi goreng kambing jadi lezat rasanya tercampur rata semua. Pak Heri mengungkapkan bahwa, daging kambing mereka ditumis seanyak dua kali. Tumisan pertama untuk mengeluarkan aroma dan minyak dari gajih serta mematangkan dagingnya. Setelah ini, sisihkan dagingnya dan buang minyak tumisan pertama tadi. Kenapa harus diganti? Ternyata saat tumisan pertama itu, akan ada air yang keluar dari daging kambing saat ditumis. Jadi kita harus ganti minyak dulu (supaya aroma kambingnya tidak terlalu kuat), baru deh ditumis lagi bersama bumbu dan nasi yang digoreng. Wajan yang digunakan untuk masak nasi goreng kambing juga harus merata panasnya, supaya aromanya merata di seluruh bagian nasi. Yeeesss, nambah lagi khan ilmu gue. Jadi besok-besok bisa bikin nasi goreng kambing sendiri deh di rumah.
Lanjut lagi, kali ini Iga Bakar Kambing Si Jangkung yang asalnya dari Bandung. Ini adalah salah satu iga kambing terenak yang pernah gue makan. Dagingnya lembut dan empuk banget, nggak perlu repot…cuma disenggol dikit pakai sendok dan garpu langsung copot dari tulangnya. Ternyata proses masaknya cukup rumit dan lama. Melalui tiga tahap, yaitu direbus bersama bumbu selama 3 jam, dibakar sampai kecoklatan, lalu ditumis dengan minyak samin dan bumbu-bumbu lainnya. Nah loh, gue dengernya aja udah capek duluan, tapi maklum…soalnya emang enak banget.
Salah satu rahasia dari iga bakar ini adalah proses menumis dilakukan di atas piring gerabah yang dipanaskan di kompor. Jadi piring gerabah ini berfungsi seperti wajan. Penggunaan gerabah ini memberi aroma alami yang khas pada hidangan yang dimasak. Ditunggu dulu sampai gerabahnya panas merata baru digunakan untuk menumis.
Udah selesai? Belum dooong. Masih ada satu lagi demo masaknya Bu Kokom dari Gorengan Kambing Nasi Ulam Yoyo, Gang Dogol Jakarta Pusat. Awalnya ya, gue kira gorengan kambing itu adalah daging kambing digoreng biasa aja. Ternyata bukan, gorengan kambing ini adalah makanan khas Betawi yang unik karena perpaduan antara semur dan gulai kambing. Isinya adalah berbagai bagian kambing mulai dari kaki, daging sampai jeroan. Pas banget khan untuk hidangan Idul Adha. Tau sendiri kalau saat pembagian daging kurban kadang ada yang dapat bagian lain di luar daging kambing. Proses masaknya sendiri pakai wajan super besar, semua bahannya dicampur jadi satu makanya dinamakan gorengan kambing.
Untuk demo masak ini dibarengi dengan kelas memasak yang bisa diikuti peserta yang hadir. Jadi Bu Kokom akan ngasih tahu cara-caranya sambil diikuti peserta kelas memasak. Ada 4 kelompok peserta yang akhirnya ikut kelas memasak ini.
Demo masak Gorengan Kambing Nasi Ulam Ibu Yoyo
(foto koleksi tim dokumentasi acara Bango Masak Bersama)
Peserta kelas masak
Hasil masakan peserta dan Ibu Kokom
Semua tamu yang hadir nggak pulang dengan tangan kosong lho. Kami dapat goodie bag yang berisi kecap Bango, apron untuk masak dan alat makan. Tapi yang paling penting adalah ada menu sajian kambing salam bentuk dvd. Yeaaayy, bisa praktek lebih lengkap lagi! Puas dan senang banget bisa datang ke acara yang diadakan oleh Bango, bisa dapat ilmu baru seputar masak dan kenalan dengan beberapa peserta yang sama-sama hobi masak dan makan. Mari siap-siap praktek masak daging kambing untuk Idul Adha nantiii.. 🙂(foto koleksi tim dokumentasi acara Bango Masak Bersama)