Sebagai penikmat segala makanan, gue termasuk orang yang rewel untuk urusan bakso. Menurut gue, banyak unsur yang harus dipenuhi untuk menilai bakso tersebut itu enak atau nggak. Mulai dari rasa kaldunya, kekenyalan baksonya, jenis sambal yang tersedia, dan sebagainya. Ribet deh pokoknya, ya tapi gimana aku #FansBaksoGarisKeras! 😆
Bakso Pak De (Pak No)
Bakso Pak De (Pak No) terletak di Jalan Danau Tondano, Pejompongan Tepatnya persis di lampu merah pertigaan antara Jalan Danau Tondano dan Jalan Pejompongan, persis di deretan warung jajanan yang ada di pinggir Lapangan Merah. Pelanggan lain banyak yang memanggil pedagangnya dengan sebutan Pak De, sementara gue konsisten memanggil Pak No karena memang itulah nama panggilannya saat memperkenalkan diri.
Perkenalan gue dengan Bakso Pak No terjadi ketika gue lagi pusing mencari vendor bakso untuk suatu acara. Setelah ditolak oleh banyak abang bakso karena mereka nggak bersedia gerobaknya dibawa ke tempat acara, salah seorang menyarankan gue untuk langsung mendatangi Pak No. Sebenarnya gue sering melihat Pak No dan gerobaknya setiap melewati tempat jualannya. Tapi memang nggak pernah tertarik untuk beli.
Home made bakso!
Akhirnya gue pun datang untuk mencoba bakso dagangan Pak No. Sambil nunggu bakso dibuat, sempat ngobrol sama Pak No. Di Jakarta, Pak No menyewa rumah kontrakan bersama beberapa pedagang bakso yang berjualan di Bendungan Hilir. Ternyata semua baksonya, mulai dari bakso kecil, bakso urat, dan bakso telor…diproduksi sendiri oleh Pak No di rumah kontrakannya.
Kualitas daging sapi untuk baksonya pun dipilih yang baik dan bagus sehingga rasa baksonya enak. Sementara itu kaldu sapinya terbuat dari air rebusan daging, tulang, dan lemak sapi yang dicampur dengan bumbu-bumbu lain. Nggak heran kalau rasa kaldunya sangat kuah dan cenderung berminyak dengan adanya kandungan lemak.
Bakso komplit (Rp 12.000,-)
Harga seporsi bakso buatan Pak De cukup murah lho. Seporsi hanya Rp 12.000,- saja dan terdiri dari 1 bakso telur ukuran besar, 1 bakso urat ukuran besar, 4 bakso ukuran kecil, 1 pangsit goreng, bihun/mie/bihun-mie, tahu, tetelan. Kalau gue memang nggak suka makan bakso pakai tahu, jadi selalu minta nambah tetelan lemak. Aduh kaldunya enaaaak sekali! Bahkan nggak ditambah cuka, kecap, sambal pun sudah enak. Sangat gurih dan “sapi” banget.
Daging baksonya mempunyai rasa kenyal dan keempukan yang tepat. Isi telur dan uratnya pun memuaskan. Bahkan tetelan lemaknya aja empuk banget, lumer di mulut. Pangsit gorengnya juga diisi dengan daging. Makin enak kalau ditambah bawang goreng renyah serta saus sambal. Worth to try! Saking enaknya gue selalu nambah, makan semangkuk nggak cukup. 😆
Pada akhirnya setelah acara tersebut pun gue jadi pelanggan tetapnya Pak No. Saking sudah langganan dan akrab banget sama Pak No, kita suka Whatsapp-an. Kalau Pak No libur jualan karena pulang kampung atau kembali berjualan seperti biasa pasti ngasih kabar ke gue. Keluarga gue juga jadi ketagihan makan bakso Pak No saking enaknya. Rasa sayangnya dari perut naik ke hati. 😆
Buat para penggemar bakso yang mungkin tinggal di sekitar Jakarta Pusat, nggak ada salahnya untuk nyoba. Pssst, kalau kalian suka makan tetelan, lebih baik ke sini sebelum jam 7 malam supaya nggak kehabisan. Jadi bahan rebutan banget tetelannya! 🙂
Bakso Pak No
Lampu merah pertigaan Jl. Danau Tondano dan Jl. Pejompongan
Operational hours:
Everyday 5 PM – 9 PM